Friday, July 12, 2013

THE NEXT FERGIE

27 tahun adalah masa bakti Sir Alex Ferguson sebagai manajer Manchester United. 13 titel Premier League, 5 FA Cup, 4 Piala Liga, 2 trofi UCL, 1 Piala Winners, 1 piala UEFA, 1 Intercontinental Cup dan 1 trofi Piala Dunia Antarklub menjadi warisan dari Opa Fergie.

Nama-nama seperti Dennis Irwin, Roy Keane, Peter Schmeichel, Ryan Giggs, Paul Scholes, Phillip dan Gary Neville, Nicky Butt, David Beckham dan Cristiano Ronaldo adalah sedikit contoh pesepakbola yang berkilau berkat tangan dingin Ferguson. Semua mengakui bahwa Fergie dengan segala kejeniusannya telah menjadi salah satu ikon dari Premier League.

Kini tongkat estafet telah diserahkan kepada David Moyes. Mantan arsitek Everton itu diberikan beban berat oleh jutaan fans MU di dunia; mempertahankan reputasi MU sebagai klub top di Inggris, eropa dan dunia.


Menarik ditunggu bagaimana MU akan bermain dengan arahan Moyes. Mayoritas kita mungkin sudah terbiasa dengan skema yang 'sangat Fergie'. Gaya bermain klasik dengan 4 midfielder + 1 penyerang lubang di belakang penyerang utama. Possesion football adalah senjata maut MU saat masih ditangani Fergie. Selain itu, Ferguson dikenal karena kepiawaiannya menggunakan wing back untuk memberi support di sektor flank.

Wajah di lapangan boleh berganti, tetapi aturan dan filosofi tetaplah abadi. Mungkin itu resep Fergie dalam menaklukan tanah Inggris selama dua dekade ke belakang.



Ada apa dengan Moyes?

David Moyes memang belum membuktikan banyak, maka itu wajar bila publik merasa skeptis atas penunjukan dirinya sebagai suksesor Sir Alex Ferguson. Prestasi Moyes sejauh ini adalah membawa Everton konsisten sebagai penghuni klasemen tengah Premier League selama 8 musim terakhir.Selain itu patut dihargai bagaimana Moyes berkali-kali sanggup mengantarkan The Tofees berpartisipasi di kompetisi eropa.

Ada perbedaan signifikan dalam sistem permainan Fergie dan Moyes. Fergie cenderung memainkan sepakbola indah dan senang mengatur tempo permainan dengan strategi possesion ball yang rapih dan dinamis. Sedangkan Everton ala Moyes adalah tim yang mengandalkan pertahanan. 




Strategi Moyes adalah bertahan dulu, baru kemudian secara perlahan menaikan tensi penyerangan. Bagi Moyes kemenangan dengan 1 gol sudah cukup. Terbukti dari goal differences kedua klub musim ini, MU +42 berbanding Everton +14.


MU senang memainkan 1-2 pass dan diakhiri dengan through-ball langsung ke jantung pertahanan lawan. Karena itu pemain-pemain lincah seperti Shinji Kagawa, Nani dan Robin van Persie sangat dominan dalam starting XI Fergie.

Everton pada sisi lain, memiliki reputasi sebagai tim yang sering melancarkan long ball. Rata-rata long ball Everton musim lalu mencapai 64 kali per pertandingan atau tertinggi ke-3 di liga. Everton juga sangat mengandalkan crossing. Leighton Baines dan Steven Pienaar ditunjuk sebagai pengumpan utama untuk Marouane Fellaini dan Nikica Jelavic.


Formasi baru The Red Devils


Apabila David Moyes memutuskan untuk melanjutkan tradisi Everton di Old Trafford maka kemungkinan formasi yang digunakan adalah:

David De Gea masih setia di bawah mistar. Nemanja Vidic, Rio Ferdinand dan Johnny Evans akan menjadi benteng di lini belakang. Di pundak trio ini sebenarnya kekuatan MU berada. Moyes harus yakin betul gawangnya aman sebelum mulai menginstruksikan invasi ke daerah lawan.

Sebagai wing back, Moyes akan tetap mempercayakan Fabio dan Patrice Evra. Keduanya bisa diposisikan agak menggantung, layaknya holding midfielder.

MU dan David Moyes beruntung karena Fergie mengendus bakat Phil Jones dan merekrutnya. Keunggulan Jones dalam melakukan intercept dan body charge akan sangat diutilisasi oleh Moyes. 

Michael Carrick berfungsi sebagai penyeimbang. Kemampuan box-to-box Carrick akan berguna untuk memberi support ekstra di defensive dan offensive line. 

Wayne Rooney akan tetap dipertahankan. Tipikal pemain seperti Rooney memang menjadi favorit David Moyes, kuat dalam beradu fisik dan sanggup menjadi passer terutama di sisi lebar lapangan. Danny Welbeck diprediksi akan senasib dengan Rooney. Kalaupun tidak dipasang sebagai winger, Moyes akan bereksperimen dengan mengembalikan Welbeck ke posisi alaminya sebagai striker

Lini terdepan akan tetap menjadi milik Robin van Persie. Meskipun tidak terlalu unggul dalam aerial ability, mantan penyerang Arsenal ini terkenal cerdik dalam mencari posisi. RvP diharapkan dapat menemukan celah kosong di antara barisan bek lawan untuk menerima  crossing dari Rooney dan Welbeck.

Sedangkan pemain-pemain yang cenderung lemah seperti Shinji Kagawa dan Ashley Young kemungkinan hanya akan menjadi penghuni bangku cadangan. Suatu resiko yang harus diterima setiap pemain saat pergantian sistem tengah berlangsung di tim.


Bagaimana dengan fans


Kesimpulannya, Manchester United -bisa jadi- tidak akan pernah sama lagi. Fans The Red Devils harus siap menerima kultur baru di Old Trafford dan beradaptasi. Penunjukan David Moyes sebagai bos baru tidak hanya akan merubah gaya permainan MU, tetapi bisa menjadi pengundang beberapa wajah baru ke Old Trafford. Mungkin tidak akan menjadi masalah, selama lemari trofi terus disesaki dengan 'cangkir besar' yang harus ditebus dengan keringat dan pengorbanan.

Selamat datang di Theater of Dreams.. Mr. Moyes.