
Tidak percaya? Tengok saja hasil dari empat perhelatan Piala Dunia terkini.
Tercatat hanya Brazil di Piala Dunia 2002 Korea-Jepang yang mampu mencuri kejayaan dari tim-tim eropa. Perancis memenangi turnamen empat tahunan itu di tanahnya sendiri pada 1998. Kemudian di Jerman tahun 2006, Italia kedapatan merasakan manisnya menjadi juara dunia. Dan terakhir adalah dominasi Spanyol saat Piala Dunia digelar di Afsel tahun 2010 lalu.
Lantas bagaimana kans dari tim-tim eropa pada Piala Dunia Brazil 2014?
Brazil dan Argentina memang dianggap kandidat terkuat untuk menggantikan Spanyol sebagai juara dunia. Sejarah membuktikan bahwa kedua raksasa Amerika latin itu -ditemani dengan uruguay- selalu menjadi jawara saat Piala Dunia digelar di benua amerika.
Layak ditunggu bagaimana tim-tim seperti Spanyol, Jerman, Italia, Perancis, Belanda dan Portugal, atau underdog seperti Republik Ceko dan Wales menantang Brazil serta Argentina pada Piala Dunia 2014 mendatang.
Akan lebih menarik lagi apabila bintang-bintang dari timnas eropa itu dijadikan satu tim sebagai tandingan dari Starting XI: Brazil + Argentina.
Menggunakan formasi 3-5-2, berikut adalah Starting XI: European All-Star versi CoachBOLA.
Goal Keeper
Petr Cech (Republik Ceko)Penjaga gawang dengan tinggi badan 196cm ini sangat layak mendapat satu tempat di starting XI. cech terlahir dengan bakat sebagai seorang kiper. Bermain untuk klub sebesar Chelsea semakin memoles goalkeeping skill pemain yang identik dengan pelindung kepala ala rugby ini.
Memiliki refleks secepat kilat dan daya jangkau yang luar biasa menjadikan kiper Republik Ceko ini sebagai salah satu kiper elit eropa. Cech juga dikenal sangat tenang dalam situasi 1-vs-1.
Menyaksikan Cech beraksi di bawah mistar mengingatkan kita bagaimana timnas Belanda dan Manchester United sangat beruntung pernah memiliki Edwin van der Sar.
Dalam hal ini, Petr Cech menyisihkan nama-nama besar seperti Gianluigi Buffon (Italia), Manuel Neuer, (Jerman) ataupun Iker Casillas (Spanyol).
Defenders
Gerard Pique (Spanyol)Gaya rambut Pique mungkin sedikit ketinggalan jaman dan membosankan. Tapi tidak begitu dengan skill dan daya juang pemain internasional Spanyol ini.
Pique selama bertahun-tahun telah menaikan standar di kategori center back. Di usia yang baru menginjak 26 tahun, jebolan akademi Barcelona ini telah meraih sukses. Diantaranya adalah 4 titel La Liga dan 2 trofi Champions League bersama Barcelona dan tentu saja juara dunia dan eropa pada 2010 dan 2012 bersama La Furia Roja.
Giorgio Chiellini (Italia)
Selain itu, Giorgio Chiellini juga terbiasa dengan sistem 3-5-2 di Juventus dan timnas Italia.
Raphael Varane (Perancis)
Mungkin banyak yang terkejut saat nama Raphael Varane dilibatkan dalam starting XI. Tapi coba tanyakan kepada pendukung Real Madrid; Siapa idola mereka di back line Los Blancos? Jawabannya sudah pasti Raphael Varane.
Bek muda asal Perancis ini mencuri perhatian publik saat sukses meredam agresi penyerang sekaliber Lionel Messi sekaligus mencetak sebuah gol pada laga El Clasico perdananya musim 2012/2013 lalu. Sejak malam itu, Varane didaulat menemani Sergio Ramos di jantung pertahanan Madrid dan memaksa Pepe untuk bersantai di bangku cadangan.
Midfielders
Philip Lahm (Jerman)Lincah, cekatan dan memiliki passing skill di atas rata-rata adalah faktor mengapa Lahm terpilih sebagai starting XI.
Kapten dari juara Bundesliga dan UEFA Champions League 2012/2013, Bayern Munchen, ini adalah tipikal wing back yang disegani lawan. Saat sedang tidak sibuk mengirimkan crossing mautnya, Lahm akan melakukan penetrasi secara tiba-tiba layaknya seorang ninja.
Gareth Bale (Wales)
Bale adalah pemain istimewa. Begitu istimewanya seorang Gareth Bale sampai-sampai transfer window musim panas ini dimonopoli oleh isu kepindahan pemain Wales ini ke raksasa Spanyol, Real Madrid.
Gareth Bale diibaratkan sekeping berlian yang menyilaukan mata. Banyak pihak yang meramalkan bintang Tottenham Hotspurs itu kelak akan menggeser popularitas megastar Madrid dan Portugal, Cristiano Ronaldo.
Analisa transfer Gareth Bale ke Real Madrid bisa dibaca di sini
Andrea Pirlo (Italia)
Sepakbola Italia dan eropa tidak akan pernah sama lagi bila pemain veteran ini kelak memutuskan gantung sepatu. Berkat seorang Andrea Pirlo dunia mengenal satu peran krusial di midfield yang disebut deep-lying playmaker.
Pirlo menjadi inspirasi bagi banyak midfielder muda saat ini. Mikel Arteta (Spanyol/Arsenal), Marco Verrati (Italia/Paris Saint-Germain), dan Luka Modric (Kroasia/Real Madrid) adalah sedikit contoh dari mereka yang terjangkiti virus Andrea Pirlo.
Bastian Schweinsteiger (Jerman)
Dibutuhkan seorang holding midfielder dengan karakter spesial untuk melengkapi starting XI ini. Schweinsteiger adalah salah satu diantaranya.
Pemain Jerman dan Bayern Munchen ini pandai membaca arah permainan. Determinasi dan kekuatan fisik Schweinsteiger pun tidak perlu diragukan lagi.
Schweinsteiger akan bertugas sebagai destroyer sekaligus melindungi sang playmaker, Andrea Pirlo, yang berdiri di belakangnya.
Andres Iniesta (Spanyol)
Keberhasilan timnas Spanyol merajai eropa dan dunia pada periode 2008-2012 banyak dipengaruhi oleh Andres Iniesta. Hal yang sama akan berlaku bagi tim ini.
Attackers
Cristiano Ronaldo (Portugal)Tampan, terkenal dan memiliki segalanya. Cristiano Ronaldo menjadi idola, tidak hanya di lapangan tapi juga di kehidupan pribadinya.

Hasilnya? Tanda tangan Ronaldo selalu jadi rebutan. Tidak hanya oleh fans, tetapi juga para milyuner sekaligus pemilik klub-klub top eropa.
Robin van Persie (Belanda)
Sulit memutuskan antara Robin van Persie atau Robert Lewandowski sebagai pilihan utama di posisi center forward.
Van Persie dan Lewandowski memiliki karakter yang serupa. Skill factor pun tidak terlalu memberikan gambaran yang berbeda antara kedua predator ini.
Bagaimanapun, kesuksesan RvP mengembalikan status Manchester United sebagai jawara Premier League musim lalu membuat pemain Belanda ini dinilai lebih layak menjadi starting XI ketimbang saingannya dari Polandia itu.
Sepakbola, tradisi pertaruhan gengsi
Siapa yang akan berjaya di Piala Dunia mendatang masih akan menjadi misteri. Tetapi membayangkan bagaimana para bintang dari timnas-timnas eropa itu saling bahu-membahu untuk mencetak gol akan membuat para maniak sepakbola menggila.